(Foto : google) |
Pada musim hujan seperti sekarang ini,
gerombolan burung liar di Bandara Juanda Surabaya semakin banyak. Hal
ini tentu saja akan membahayakan keselamatan penerbangan karena
burung-burung itu berkeliaran di sekitar landasan pacu bandara dan
sangat mungkin terjadi kasus pesawat menabrak burung atau biasa disebut
dengan bird strike. Angkasa Pura I selaku pengelola bandara pun melakukan berbagai upaya untuk menjamin keselamatan penerbangan di Bandara Juanda.
Manajer Operasi Angkasa Pura I Bandara Juanda Haruman Sulaksono seperti yang dilansir Jawa Pos,
Rabu (27/1/2016), mengatakan bahwa Bandara Juanda telah menjadi lokasi
migrasi bagi para satwa liar. “Bukan hanya hama burung, satwa-satwa liar
bisa ke bandara karena banyak hal. Kami berusaha mengendalikannya agar
tidak mengganggu operasional penerbangan,” ujarnya sembari menambahkan
dia menyebut burung sebagai hama karena bersifat mengganggu.
Menurut Haruman, kolam-kolam penampung air (pond)
yang ada di sekitar landasan pacu bandara juga ikut memberikan andil
besar tumbuh suburnya satwa liar, termasuk burung, di sekitar Bandara
Juanda. Bahkan satwa-satwa liar itu sudah tidak merasa terganggung
dengan keberadaan pesawat yang lalu-lalang di landasan pacu maupun taxiway.
Untuk tetap menjaga keselamatan
penerbangan, manajemen kualitas, dan memberikan pelayanan yang baik
kepada pelanggan, Haruman menjelaskan bahwa Angkasa Pura I telah
mengundang para pakar dari perguruan tinggi untuk membahas mengenai cara
dalam mengendalikan burung-burung yang ada di Bandara Juanda. “Lantaran
ada larangan membasmi hama burung dengan cara menembak, kami mencoba
membuat mereka terganggu oleh suara predator yang dipancarkan melalui
mobil bird strike,” terang dia.
Sementara itu, Manajer Sistem
Keselamatan, Manajemen Kualitas, dan Layanan Konsumen Angkasa Pura I
Bandara Juanda Efrizal Chaniago mengatakan bahwa burung-burung dengan
bebas berkeliaran dan mencari makan di rerumputan di sekitar landasan
pacu Bandara Juanda. Banyaknya burung-burung yang tinggal di Bandara
Juanda ini kemungkinan besar karena habitatnya di wilayah pesisir sudah
semakin rusak, sedangkan habitat di bandara masih sangat terjaga.
“Berdasarkan pemaparan para pakar lingkungan, habitat di bandara yang
terjaga membuat hama burung justru merasa kerasan,” ungkap Efrizal
Chaniago.
Menurut Efrizal Chaniago, untuk mengatasi hama burung, pihaknya sudah mengerahkan dua unit mobil bird strike yang berfungsi mengusir burung. Efrizal Chaniago menyebut sudah ada beberapa kasus pesawat menabrak burung (bird strike) di Bandara Juanda, namun dia tidak bisa menyebutkan berapa jumlahnya. “Saya lupa berapa banyak laporan airline akibat bird strike selama 2015. Kalau 2014, sekitar tiga kejadian,” katanya.
Koloni burung memang sangat membahayakan
keselamatan penerbangan. Burung-burung itu bisa saja menabrak pesawat
atau masuk ke dalam mesin pesawat yang sedang lepas landas maupun
mendarat. Akibatnya, mesin bisa mengalami kerusakan hingga mati total
yang tentu saja mengancam keselamatan dari penumpang pesawat dan kru
penerbangan.
Source : Indo Aviation
0 komentar:
Posting Komentar