A. Sistem Rem
Pada lokomotif berkaitan dengan sistem penerusan daya, pengendalian dan peralatan yang akan berbeda pada jenis lokomotif DE dan DH
1. Sistem Pada Lokomotif DE
a. Peralatan Elektrik
GENERATOR UTAMA AC
Pada lokomotif diesel elektrik dengan sistem transmisi daya AC-DC seperti pada jenis lok CC202 di Sumatra selatan menggunakan generator utama arus bolak balik yang terdiri dari "Traction Alternator", "Companion Alternator", dan Rectifier.
Traction Alternator dilengkapi dengan dua set kumparan stator independen dan interwoven dan medan putaran seperti pada umumnya
Daya output AC 3 fasa dari generator utama ini akan disearahkan oleh dua kelompok "Rectifier" dioda silicon yang berpendingin udara.
Satu kelompok rectifier dipasang pada setiap sisi 'slip rings' dan keduanya ditutup dalam kotak yang merupakan kesatuan dari Generator Utama. Output rectifier akan mencatu daya Motor Traksi lokomotif dengan kecepatann variable.
Companion Alternator menyediakan daya untuk alat-alat bantu seperti blower dengan motor fan untuk radiator. Juga menydiakan daya untuk eksitasi traction alternator dan berbagai rangkain system kendali.
GENERATOR BANTU AC
Generator bantu AC 3 phasa berguna untuk penyediaan daya pada syestem pengisi battere, eksitasi companion alternator dan daya untuk sistem kendali bertegangan rendah.
GENERATOR TRAKSI DC
Generator Traksi DC pada lokomotif DC-DC seperti pada lokomotif CC 201 dilengkapi dengan Generator Exiter dan Generator Bantu.
2. Sistem Pada Lokomotif DH
Kelengkapan peralatan kelistrikan lokomotif diesel hydrolik dibagi dalam beberapa fungsi antara lain :
a. Generation and accumulation of current
b. Starting and stopping diesel engine
c. Control
d. Lighting
1. Generation and Accumulation of Current
a. Generator Krupp menghasilkan arus 3 phasa, arus bolak balik dan dilengkapi rectifier (penyearah), sumber arus yang dihasilkan pada saat generator berputar dihubungkan oleh V-belt dan motor diesel.
Generator mengeluarkan tegangan 72 Volt, tegangan utama sebesar 64 Volt.
Thyristor pengendali
akan mengatur arus (Amp) dan menjaga tegangan (Volts) agar tetap stabil/konstan. Generator mengeluarkan arus maksimum sebesar 30 Amp. Thyristor pengendali juga mengatur agar tegangan battere bebannya pada 72 Volt dan tidak boleh lebih. Kisaran arus yang di hasilkan oleh generator dapat dilihat pada indicator Ampmeter di cabin II.
Bilamana terjadi gangguan pengisian battere tidak berfungsi/bekerja pada saat motor diesel bekerja, lampu indikator di panel akan menyala.
b. battere
Battere yang digunakan type HI 14/48Ht-5(Ni-Cad) yang terdiri dari 48 cells dengan tegangan nominal 64Volts. Kapasits battere 125 Ah. Tegangan battere didapat dari generator selama motor diesel hidup.
2. Starting and Stopping Diesel Engine
a. Starting Diesel Engine
Untuk menghidupkan motor diesel, gagang pemilih diletakan pada posisi 1 (start engine), pompa pelumas pendahuluan bekerja mengalirkan minyak pelumas pada motor diesel sekitar 10 detik dan setelah mendapatkan tekanan minyak pelumas yang diizinkan motor diesel dihidupkan dengan menekan tombol start.
b. Stoping Diesel Engine
Untuk mematikan motor diesel, gagang pemilih diletakan pada posisi 5 (engine stop).
Dalam keadaan darurat, motor diesel dapat dimatikan secara otomatis melalui :
1) Fire Signal Switch
2) Cooling Water Shortage Switch
3) Centrifugal Switch
3. Kontrol Kelistrikan
Peralatan kontrol kelistrikan digunakan untuk pengendali dan memonitor lokomotif, melalui gagang pengendali pada meja pelayan, gagang (switch) hanya mengontrol kelistrikan selama lokomotif beroperasi
Kedudukan gagang pemilih terdiri dari :
a. Gagang pada posisi 1 menunjukan : "Start Engine"
b. Gagang pada posisi 2 menunjukan : "Check Engine"
c. Gagang pada posisi 3 menunjukan : "Change of Drive Cab"
d. Gagang pada posisi 4 menunjukan : "Travel"
e. Gagang pada posisi 5 menunjukan : "Stopping Engine"
4. Penerangan
Lokomotif dilengkapi dengan lampu penerangan yang terdiri dari :
a. Dua lampu utama (head light) pada ujung lokomotif masing-masing, terdaapat 2 lampu seal beam yang dapat dipilih untuk lampu jauh atau jarak pendek.
b. Dua lampu signal dengan warna merah, hijau, dan putih dipasang pada sisi ujung lokomotif
c. Satu lampu penerangan plafon di masing-masing kabin
Satu penerangan meja pada masing-masing kabin
d. Enam lampu penerangan di ruang mesin
B. Sistem Rem
Sistem rem pada lokomotif dapat dibedakan menurut fungsinya yaitu:
1. Sistem rem untuk lokomotif
Sistem rem untuk lokomotif atau disebut juga independent break, yaitu system rem yang dapat dioperasikan oleh masinis sehingga hanya rem pada lokomotif yang bekerja.
Sistem rem ini dapat pada waktu lokomotif berjalan sendiri maupun pada waktu menarik rangkaian kereta atau gerbong Kereta Api. Sistem rem ini dari jenis rem pneumatic atau air brake.
Sistem rem lain yang bekerja pada lokomotif adalah jenis rem mekanik yang berfungsi sebagai rem parkir.
Rem parkir dioperasikan dari ruang masinis atau dengan cara memutar tuas atau roda tangan yang menggerakan batang rem, sehingga balok rem akan menekan 1 perangkat roda.
2. Sistem rem untuk rangkaian
Sistem rem untuk rangkaian dioperasikan oleh masinis untuk mengerjakan rem diseluruh rangkaian kereta atau gerbong dengan cara menarik handle rem. Sistem rem ini juga dari jenis rem pneumtic atau air brake, dengan prinsip kerja sbb:
a. Rem Lepas
Pada waktu masinis mendorong handle ke posisi lepas, berarti udara dari tangki utama di lokomotif yang diproduksi oleh kompresor akan dialihkan ke pipa utama seluruh kereta atau gerbong
Pada lokomotif berkaitan dengan sistem penerusan daya, pengendalian dan peralatan yang akan berbeda pada jenis lokomotif DE dan DH
1. Sistem Pada Lokomotif DE
a. Peralatan Elektrik
GENERATOR UTAMA AC
Pada lokomotif diesel elektrik dengan sistem transmisi daya AC-DC seperti pada jenis lok CC202 di Sumatra selatan menggunakan generator utama arus bolak balik yang terdiri dari "Traction Alternator", "Companion Alternator", dan Rectifier.
Traction Alternator dilengkapi dengan dua set kumparan stator independen dan interwoven dan medan putaran seperti pada umumnya
Daya output AC 3 fasa dari generator utama ini akan disearahkan oleh dua kelompok "Rectifier" dioda silicon yang berpendingin udara.
Satu kelompok rectifier dipasang pada setiap sisi 'slip rings' dan keduanya ditutup dalam kotak yang merupakan kesatuan dari Generator Utama. Output rectifier akan mencatu daya Motor Traksi lokomotif dengan kecepatann variable.
Companion Alternator menyediakan daya untuk alat-alat bantu seperti blower dengan motor fan untuk radiator. Juga menydiakan daya untuk eksitasi traction alternator dan berbagai rangkain system kendali.
GENERATOR BANTU AC
Generator bantu AC 3 phasa berguna untuk penyediaan daya pada syestem pengisi battere, eksitasi companion alternator dan daya untuk sistem kendali bertegangan rendah.
GENERATOR TRAKSI DC
Generator Traksi DC pada lokomotif DC-DC seperti pada lokomotif CC 201 dilengkapi dengan Generator Exiter dan Generator Bantu.
2. Sistem Pada Lokomotif DH
Kelengkapan peralatan kelistrikan lokomotif diesel hydrolik dibagi dalam beberapa fungsi antara lain :
a. Generation and accumulation of current
b. Starting and stopping diesel engine
c. Control
d. Lighting
1. Generation and Accumulation of Current
a. Generator Krupp menghasilkan arus 3 phasa, arus bolak balik dan dilengkapi rectifier (penyearah), sumber arus yang dihasilkan pada saat generator berputar dihubungkan oleh V-belt dan motor diesel.
Generator mengeluarkan tegangan 72 Volt, tegangan utama sebesar 64 Volt.
Thyristor pengendali
akan mengatur arus (Amp) dan menjaga tegangan (Volts) agar tetap stabil/konstan. Generator mengeluarkan arus maksimum sebesar 30 Amp. Thyristor pengendali juga mengatur agar tegangan battere bebannya pada 72 Volt dan tidak boleh lebih. Kisaran arus yang di hasilkan oleh generator dapat dilihat pada indicator Ampmeter di cabin II.
Bilamana terjadi gangguan pengisian battere tidak berfungsi/bekerja pada saat motor diesel bekerja, lampu indikator di panel akan menyala.
b. battere
Battere yang digunakan type HI 14/48Ht-5(Ni-Cad) yang terdiri dari 48 cells dengan tegangan nominal 64Volts. Kapasits battere 125 Ah. Tegangan battere didapat dari generator selama motor diesel hidup.
2. Starting and Stopping Diesel Engine
a. Starting Diesel Engine
Untuk menghidupkan motor diesel, gagang pemilih diletakan pada posisi 1 (start engine), pompa pelumas pendahuluan bekerja mengalirkan minyak pelumas pada motor diesel sekitar 10 detik dan setelah mendapatkan tekanan minyak pelumas yang diizinkan motor diesel dihidupkan dengan menekan tombol start.
b. Stoping Diesel Engine
Untuk mematikan motor diesel, gagang pemilih diletakan pada posisi 5 (engine stop).
Dalam keadaan darurat, motor diesel dapat dimatikan secara otomatis melalui :
1) Fire Signal Switch
2) Cooling Water Shortage Switch
3) Centrifugal Switch
3. Kontrol Kelistrikan
Peralatan kontrol kelistrikan digunakan untuk pengendali dan memonitor lokomotif, melalui gagang pengendali pada meja pelayan, gagang (switch) hanya mengontrol kelistrikan selama lokomotif beroperasi
Kedudukan gagang pemilih terdiri dari :
a. Gagang pada posisi 1 menunjukan : "Start Engine"
b. Gagang pada posisi 2 menunjukan : "Check Engine"
c. Gagang pada posisi 3 menunjukan : "Change of Drive Cab"
d. Gagang pada posisi 4 menunjukan : "Travel"
e. Gagang pada posisi 5 menunjukan : "Stopping Engine"
4. Penerangan
Lokomotif dilengkapi dengan lampu penerangan yang terdiri dari :
a. Dua lampu utama (head light) pada ujung lokomotif masing-masing, terdaapat 2 lampu seal beam yang dapat dipilih untuk lampu jauh atau jarak pendek.
b. Dua lampu signal dengan warna merah, hijau, dan putih dipasang pada sisi ujung lokomotif
c. Satu lampu penerangan plafon di masing-masing kabin
Satu penerangan meja pada masing-masing kabin
d. Enam lampu penerangan di ruang mesin
B. Sistem Rem
Sistem rem pada lokomotif dapat dibedakan menurut fungsinya yaitu:
1. Sistem rem untuk lokomotif
Sistem rem untuk lokomotif atau disebut juga independent break, yaitu system rem yang dapat dioperasikan oleh masinis sehingga hanya rem pada lokomotif yang bekerja.
Sistem rem ini dapat pada waktu lokomotif berjalan sendiri maupun pada waktu menarik rangkaian kereta atau gerbong Kereta Api. Sistem rem ini dari jenis rem pneumatic atau air brake.
Sistem rem lain yang bekerja pada lokomotif adalah jenis rem mekanik yang berfungsi sebagai rem parkir.
Rem parkir dioperasikan dari ruang masinis atau dengan cara memutar tuas atau roda tangan yang menggerakan batang rem, sehingga balok rem akan menekan 1 perangkat roda.
2. Sistem rem untuk rangkaian
Sistem rem untuk rangkaian dioperasikan oleh masinis untuk mengerjakan rem diseluruh rangkaian kereta atau gerbong dengan cara menarik handle rem. Sistem rem ini juga dari jenis rem pneumtic atau air brake, dengan prinsip kerja sbb:
a. Rem Lepas
Pada waktu masinis mendorong handle ke posisi lepas, berarti udara dari tangki utama di lokomotif yang diproduksi oleh kompresor akan dialihkan ke pipa utama seluruh kereta atau gerbong
dengan tekanan 5 Kg/cm2. Udara bertekanan ini akan melewati katup pengatur di setiap kereta atau gerbong dan masuk ke tangki udara pembantu. Pada posisi rem akan lepas.
b. Rem Bekerja
Untuk mengerjakan rem pada rangkaian kereta atau gerbong, masinis menarik handle rem sehingga aliran udara dari tangki utama lokomotif akan tertiup dan udara pipa akan mengalir ke udara luar.
Penurunan tekanan udara di pipa dari 5 Kg/cm2 akan menentukan besarnya kekuatan rem, kerena penurunan tekanan ini akan mengerjakan katup rem di setiap kereta atau gerbong sehingga udara bertekanan akan menekan batang rem kemudian menekan balok rem ke roda melalui tuas-tuas.
Selain sistem dengan cara kerja mekanik dan pneumatic tersebut, ada sistem rem lain yang terdapat pada lokomotif tertentu yaitu:
1. Rem Elektro Dinamik
Sistem rem dinamik atau electrodynamic brake ada pada lokomotif diesel elektrik yang berfungsi untuk mengerem pada perjalanan Kereta Api menurun sehingga keecepatannya konstan atau untuk memperlambat jalannya Kereta Api..
Prinsip kerja rem dinamik adalah dengan memfungsikan motor traksi sebagai generator pada waktu handle posisi idle. Pada mode ini energi mekanik dorong dari rangkaian Kereta Api akan memutar generaator melalui roda lokomotif sehingga akan menghasilkan arus listrik. Arus listrik ini akan dialirkan ke tahanan/resistor dan dibuang sebagai panas dengan menghembuskan udara melalui blower.
Rem dinamik sangat berguna pada lokomotif yang menarik beban berat dan banyak melalui jalan menurun dan akan menghemat balok rem karena cara bekerjanya dengan sistem elektrik.
Lokomotif yang mengguakan rem dinamik adalah seri CC 201, CC 202, CC 203, CC 204, CC205, BB 201 dan BB 203.
2. Rem Hidrodinamik
Rem hidrodinamik hanya ada pada lokomotif diesel hidrolik yang berfungsi untuk mengerem pada waktu rangkaian Kereta Api melewati jalan menurun sehingga kecepatannya dapat dipertahankan/konstan. selain itu juga berfungsiuntuk memperlambat jalannya Kereta Api.
Prinsip kerja rem hidrodinamik adalah mengubah gaya dorong lokomotif atau Kereta Api melalui putaran roda penggerak, gardan, bagian output transmisi hidraulik kemudian sudu-sudu rotor yang memutar oli dan akhirnya gerakan oli akan ditahan oleh sudu-sudu tetap. Akibat dari tumbukan oli didalam rem hidrodinamik ini akan timbul panas yang akan dibawa pada oli yang bersirkulasi dan akan di dinginkan pada alat penukar panas (heat exchanger)
sekian yang bisa saya berikan untuk kali ini, semoga bermanfaat...
Kritik & Saran : toyotominaufal@gmail.com